Senin, 25 April 2011

Warna UN 2

Sebentar lagi UN (ujian nasional) bagi tingkat SMA atau yang sederajat akan segera dimulai, dari tahun 1950 sampai saat ini UN masih menjadi sebuah momok yang sangat menakutkan bagi semua elemen pendidikan. Baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Begitupun dengan standar kelulusan, nilai kelulusan yang semakin tahun semakin meningkat tanpa diiringi oleh sebuah proses yang meningkat pula. Meskipun usaha yang di lakukan sudah cukup besar,mulai dari pihak orang tua sendiri yang mengantarkan anaknya ke tempat bimbel bergengsi dan bergaransi bahkan sampai - sampai orang tua lah yang mengatur jam belajar anak, istirahat, pola makan, kesehatan dan sebagainya hal tersebut untuk priper dalam mengadaapi UN, pihak sekolah yang juga mempersiapkan peserta didiknya di awal tahun ajaran pada kelas XII dengan mengadakan bimbel yang intensif, ESQ, sampai sholat hajat, doa bersama ,dan kegiatan spiritual yang lainnya yang lebih mendekatkan siswa pada Tuhannya.dan juga yang tak pernah ketinggalan yaitu try out yang di lakukan secara berulang – ulang dari berbagai sumber dan standart yang ada .
Persiapan kedua pihak baik orang tua dan sekolah di tambah siswa yang bersangkutan sudah cukup baik namun terkesan sebagai sebuah protect yang berlebihan ,tak jarang banyak orang tua yang menekan anaknya untuk lulus di UN, hal itu terkadang juga di lakukan oleh pihak sekolah. Alhasil akan mengakibatkan beban mental bagi anak / peserta didik.Sehinagga tak jarang baik ketiga pihak yang terlibat meghalalkan segala cara dan usaha agar dapat mendapatkan sebuah kata “ lulus” meskipun harus mengorbankan sesuatu hal yang sangat penting yaitu sikap mental yang tidak baik yaitu curang, yang terntu saat ini dampak dari hal dianggap sudah membudaya dapat kita saksikan dan rasakan yaitu korupsi.mulai dari nyontek,persekonggolan antara pengawas dan pihak sekolah, jual-beli jawaban,kerja sama antara petinggi sekolah, sampai apada yang kurang masuk akal seperti pergi kedukun agar pensil menunjuk pada jawaban yang benar.Semua itu dilakukan hanyalah agar dapat lulus dan mengakhiri jenjang pendidikan tertentu dan sebagai syarat untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya. Tanpa lebih melihat pada kualitas dan proses yang berjalan semestinya dan idealnya. Padahal salah satu dari 4 prinsip belajar yaitu learning to know.Dan berujung pada sebuah tanda tanya yang cukup besar mengenai kualitas lulusan peserta didik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar